Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo baru saja mengumumkan 49 tenaga medis di RS Kariadi yang tertular virus corona atau COVID-19. Tak hanya di Jateng, ancaman virus corona juga mengintai para tenaga medis terutama di kawasan episentrum pandemik. Di DKI Jakarta, sampai 10 April 2020, ada 161 tenaga medis positif tertular virus yang kini tengah menjadi pandemik global tersebut.
Mirisnya, di antara tenaga medis yang tertular, yakni para dokter dan perawat, pemicunya karena pasien yang tidak jujur. Bahkan Ikatan Dokter Indonesia nyaris setiap hari mengumumkan berita duka cita dokter-dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19.
Jika tenaga medis yang positif mencapai ratusan orang, yang menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) tentu berkali-kali lipat. Juru bicara Percepatan Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan hingga 16 April 2020, jumlah ODP tercatat sebanyak 169.446. Meskipun tidak dirinci berapa dari jumlah itu yang berasal dari kalangan tenaga medis.
1. Pengalaman dokter Agus Hidayat SpP saat menjalani isolasi mandiri sebagai ODP
Baca Juga: 46 Tenaga Medis Kariadi Semarang Positif Corona Imbas Dibohongi Pasien
Pengalaman menjadi ODP dirasakan dokter Agus Hidayat SpP. Ia sehari-harinya bertugas di Poliklinik Paliatif RSUD dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur.
Kepada IDN Times, pada Jumat (17/4) Dokter Agus menceritakan pengalamannya menjalani isolasi mandiri setelah mengikuti training of trainer (ToT) dokter spesialis paru seluruh Indonesia di Jakarta pada pertengahan Maret 2020 lalu.
Sebagai dokter spesialis paru, Agus menuturkan, ia sudah sering menghadapi pasien batuk, pilek, sesak nafas dengan berbagai penyebab. "Itu sudah saya jalani selama 25 tahun sampai sekarang. Mungkin kalau direkam sudah banyak sekali kuman menggempur tubuh saya, sehingga kalau saya terkena batuk maka levelnya di atas pasien, cenderung lebih lama dan lebih besar dan akhirnya terlatih 'lebih kebal'," kata Agus.
2. Saat ToT seluruh dokter spesialis paru di Jakarta ternyata ada salah satu dokter yang positif COVID-19
Di saat pendemik COVID-19, dokter spesialis paru menjadi ujung tombak pelayanan. Karena salah satu derita yang dialami pasien adalah sesak nafas akibat infeksi paru. "Nah, pada pertengahan bulan Maret, saya mengikuti ToT COVID-19 di Jakarta yang pesertanya perwakilan dari spesialis paru masing-masing daerah," kata Agus.
Beberapa hari selesai pertemuan, kata dia, ternyata ada salah satu peserta yang positif terkena COVID-19 dan dilakukan perawatan di rumah sakit. "Alhamdulillah sejawat tersebut sembuh. Tapi sudah pasti kita semua akhirnya menjadi ODP. Saya mengalami batuk yang hebat, agak meriang dan infeksi ini saya rasakan juga mengganggu jantung. Ulu hati terasa panas seperti ada api, menjalar dari ulu hati ke jantung," katanya.
3. Mengalami batuk hebat disertai hawa panas yang terasa sampai ke jantung
Agus lalu melakukan isolasi mandiri. Ia meracik obat sendiri, meminum minuman herbal hangat, dan mengonsumsi air mineral 1,5-2 liter per hari. Tak lupa makan buah-buahan. "Saya juga mengonsumsi gulai kambing, sate ayam, tongseng, telur, yang intinya protein dikuati untuk memperkuat antibodi. Baru kali ini, saya rasakan batuk yang disertai hawa panas menyerang jantung," kata dia.
Melawan sakit yang dirasakan, Agus menuturkan, tidak lupa pasrah kepada Allah SWT dan memperbanyak dzikir. "Spiritual healing. Hidup mati hak prerogatif Allah SWT. Saya teringat 'wa nunazzilu minal qur'ani ma huwassyifa'u wa rohmatul lil mukminin', 'dan Alqur'an ini kuturunkan tidak lain sebagai obat dan rahmat bagi orang beriman'. Alhamdulillah saya bisa melewati sakit itu dan kembali sehat," kata Agus. Ia kini sudah mulai aktif kembali di rumah sakit setelah usai isolasi mandiri.
4. Masyarakat diimbau menjalani hidup sehat, tips hidup sehat
Agus pun rajin membagikan kiat-kiat hidup sehat menghadapi wabah penyakit COVID-19. Ada sembilan tips yang ia sebarkan. Pertama, selalu mengkonsumsi makanan dan minuman bergizi. Kedua, hindari kumpul-kumpul atau berkerumun di keramaian. Ketiga, olahraga ringan di rumah minimal 20 menit.
Keempat, lakukan pola hidup bersih dan sehat perorangan, keluarga dan lingkungan. Kelima, APD (masker) sebagai alat pelindung diri, dan rajin cuci tangan. Keenam, tenangkan hati dan kontrol emosi untuk selalu berpikir positif.
Ketujuh, lakukan deteksi dini penyakit seperti batuk, pilek, demam, sesak nafas, sakit kepala dan nyeri tenggorokan, untuk segera berobat. Kedelapan, aktivitas kegiatan lakukan di rumah (stay at home). Dan terakhir, hiasi rumah dengan memperbanyak doa dan zikir bersama keluarga. "Anda sehat, kami bahagia," ujar Agus.
Baca Juga: 10 Potret Perjuangan Tenaga Medis di Dunia Lawan Pandemi Virus Corona
"Hebat" - Google Berita
April 18, 2020 at 10:07AM
https://ift.tt/34MXjZu
Kisah Dokter ODP: Rasakan Batuk Hebat, Hawa Panas Sampai ke Jantung - IDN Times Kalimantan Timur
"Hebat" - Google Berita
https://ift.tt/2r9TJZS
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Dokter ODP: Rasakan Batuk Hebat, Hawa Panas Sampai ke Jantung - IDN Times Kalimantan Timur"
Post a Comment